“Dalam Suka dan Duka”

Sebuah pemaknaan peran suami istri dalam menghadapi sakit

Oleh: Alicia

Kehidupan pernikahan menjadi ajang impian dan tujuan banyak orang, bahkan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang wajib untuk dilalui bagi semua orang. Tampilan luar pernikahan yang berpusat pada kehidupan rumah tangga harmonis memukau banyak orang, menimbulkan euphoria dalam memandang pernikahan itu sendiri tanpa mempertimbangkan banyaknya peran baru serta tanggung jawab yang harus dijalani setelah menikah. Tanggung jawab menjadi suami atau istri tidak berhenti ketika mengucapkan janji pernikahan atau usai setelah resepsi bersama. Peran menjadi pendamping hidup orang lain adalah pekerjaan selamanya, hingga maut memisahkan.

Banyaknya hal-hal tidak terduga dalam pernikahan menjadi tantangan utama dalam membangun rumah tangga. Hal tidak terduga yang menjadi fokus dalam tulisan ini adalah sakit kronis yang dialami oleh suami, sehingga seorang istri harus siap menjalankan beberapa peran suaminya, khususnya dalam konteks berumah tangga. Dilansir dari Better Health Channel (2020), seseorang yang mengalami penyakit kronis mengalami perubahan besar dalam hidupnya, termasuk relasi dengan orang lain. Penyakit kronis menuntut seseorang untuk menyesuaikan hidupnya dengan pengobatan yang diperlukan.

Dari sudut pandang istri, suami yang sakit membawa perubahan yang cukup besar. Sebagian besar istri menjalankan peran ganda sebagai pencari nafkah maupun mengurus rumah tangga semenjak suaminya sakit, serta memiliki peran tambahan sebagai caregiver bagi suaminya. Hal tersebut tentunya mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan pernikahan, khususnya dalam hal kepuasan dalam pernikahan atau marital satisfaction (Korporaal et al., 2013)

Penulis mencoba untuk mendalami fenomena ini dengan melakukan wawancara langsung pada dua istri yang memiliki suami sakit kronis dan menjalani peran sebagai pencari nafkah, mengurus rumah tangga, serta caregiver bagi suaminya. Terdapat beberapa hal yang dapat disorot tentang kehidupan seorang istri yang suaminya sakit. Penemuan tersebut terbagi menjadi tiga bagian (1) Saat pertama kali mengetahui suami sakit, (2) Menjalani peran baru, (3) Relasi dengan suami.

Saat pertama kali mengetahui suami sakit, hal pertama yang timbul dalam benak istri adalah keyakinan terhadap penyakit itu sendiri. Diagnosa secara medis yang diberikan membangkitkan keyakinan baru pada istri terkait dampak penyakit tersebut pada suami. Proses munculnya keyakinan ini sangat menarik, karena bersamaan dengan munculnya dukungan istri pada suaminya. Hal itu membuat istri mulai menyadari bahwa suami memerlukan dukungan dirinya yang berujung pada penerimaan. Istri mulai mencoba untuk menerima kondisi suami dan mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, khususnya terkait perubahan peran dalam rumah tangga.

Dalam menjalani peran baru, terdapat cukup banyak hal yang dinilai semakin menyulitkan istri. Peran baru sebagai caregiver atau orang yang merawat suami tidak berarti seorang istri hanya memberikan obat secara fisik saja.  Dukungan secara emosional, penghiburan, serta penenangan bahwa semua akan “baik-baik saja” perlu dilakukan oleh istri dalam menemani suaminya yang sakit. Selain itu, peran baru lainnya adalah sebagai pencari nafkah tunggal. Kebutuhan materi rumah tangga yang dulu dipenuhi bersama oleh suami dan istri, kini menjadi sepenuhnya tanggung jawab istri. Tugas rumah tangga yang semula adalah tanggung jawab istri juga tidak bisa sepenuhnya diberikan kepada suami, karena keterbatasan fisik akibat sakit kronis yang dialaminya.

Tantangan bagi istri tidak hanya timbul dari pernikahannya saja, melainkan juga dari lingkungan sosial. Tidak jarang para istri mendapatkan banyak caci maki dari lingkungan sekitar karena peran baru yang dijalankannya. Menutup telinga dan berfokus pada kehidupan keluarga menjadi salah satu cara ampuh yang dapat dilakukan untuk menghadapi hal tersebut. Kurangnya dukungan dari keluarga suami juga menjadi hal yang seringkali mengecewakan bagi istri, namun

Hal yang cukup mengejutkan adalah relasi pernikahan antara istri dengan suaminya yang sakit tidak selalu diwarnai dengan kesedihan maupun kesengsaraan. Para istri justru merasa lebih dekat dengan suaminya, dan mendapatkan dukungan secara emosional dari suaminya. Dukungan emosional yang sangat berarti bagi istri adalah suami tetap menunjukkan rasa sayang dan memperhatikan istri lewat hal-hal kecil.

Berdasarkan artikel yang didasarkan oleh kisah pengalaman nyata ini, terdapat beberapa tips untuk istri yang sedang menjadi caregiver bagi suaminya agar relasi pernikahan dan kesehatan mental diri tetap terjaga.

  1. Fokus kepada tujuan

Menghadapi kenyataan dan beradaptasi dengan kondisi baru memang tidaklah mudah. Meski demikian, penerimaan dan adanya peran baru diharapkan dapat membuat Anda lebih fokus pada tujuan, yaitu terkait kesembuhan suami dan keluarga.

  1. Ciptakan waktu bersama suami

Suami sakit tidak berarti relasi pernikahan menjadi gersang. Anda tetap dapat membuat kegiatan yang menyenangkan bersama suami, sesederhana minum teh sembari berbincang bersama. Kegiatan yang dilakukan bersama suami dapat menumbuhkan rasa sayang satu sama lain, yang menjadi sumber kekuatan istri menjalani peran barunya maupun menjadi sumber kekuatan suami dalam menghadapi penyakitnya.

Keadaan tidak terduga yang mewarnai pernikahan diharapkan dapat menyadarkan kita semua untuk benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum memutuskan untuk menikah. Kata-kata “dalam suka dan duka” yang diucapkan dalam janji pernikahan tidak lantas lewat begitu saja, melainkan harus terus menerus dimaknai dalam menjalani hidup pernikahan. Semoga artikel ini dapat berguna bagi kita semua. Selamat mencintai dan selamat berkarya!

“Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.” -Lao Tzu-

Pustaka Acuan

Alicia, A., Hartanti, H., & Yunanto, T. A. (2021). Istriku, Pahlawanku:   Dinamika Resiliensi Dan peran Istri Dalam Keluarga Yang Suaminya sakit dan tidak bisa Bekerja Lagi. PSIKODIMENSIA, 20(1), 59. https://doi.org/10.24167/psidim.v20i1.3137

Department of Health & Human Services. (2021). Chronic illness. Better Health Channel. Retrieved February 28, 2023, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/chronic-illness

Korporaal, M., Groenou, M. I., & Tilburg, T. G. (2013). Health Problems and Marital Satisfaction Among Older Couples. Journal of Aging and Health, 25(8), 1279-1298. doi:10.1177/0898264313501387

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top