Teknologi telah merubah cara kita berinteraksi dalam hubungan modern secara signifikan. Melalui berbagai platform komunikasi digital, seperti pesan teks, panggilan video, dan media sosial, pasangan kini dapat menjaga kedekatan dan mengelola hubungan mereka dengan lebih efisien. Namun, seiring dengan manfaatnya, teknologi juga membawa tantangan baru, seperti masalah kepercayaan dan gangguan dalam komunikasi langsung. Dengan memahami peran dan dampak teknologi, pasangan dapat memanfaatkan alat digital untuk memperkuat hubungan sambil mengatasi potensi masalah yang mungkin timbul.
Teknologi dan internet memainkan peran penting dalam hubungan romantis, dengan menyediakan dasar komunikasi melalui pesan teks, panggilan telepon, dan video (Caughlin & Sharabi, 2013). Untuk hubungan jarak dekat, teknologi berfungsi sebagai pelengkap, sementara hubungan jarak jauh tentunya sangat bergantung pada teknologi dan internet (Hultgren, 2013). Pada kedua tipe hubungan, penggunaan gawai dan pesan singkat dapat meningkatkan kepuasan dan keintiman hubungan (Morey et al., 2013). Selain itu, media sosial juga memfasilitasi ekspresi diri dan memungkinkan individu membagikan keadaan emosional, foto, dan konten hubungan mereka, serta berfungsi sebagai media untuk menunjukkan kasih sayang (Carpenter & Spottswood, 2013; Vogels & Anderson, 2020). Secara keseluruhan dinamika positif pasangan dalam media sosial dapat meningkatkan kepuasan hubungan yang dimiliki (Morey et al., 2013).
Di sisi lain, teknologi dapat memiliki dampak negatif pada hubungan romantis. Dalam hal ini, teknologi dapat meningkatkan rasa cemburu dan mengurangi rasa percaya pasangan, yang seringkali disebabkan oleh terjadinya perselingkuhan melalui internet dan aktivitas yang dianggap sebagai perilaku selingkuh oleh pasangan, seperti pertukaran emosi, pornografi, atau cybersex (Elphinston & Noller, 2011; Norton & Baptist, 2014; Cooper, McLoughlin, & Campbell, 2000; Kerkhof et al., 2011). Selain pengurangan rasa percaya, perilaku phubbing, di mana salah satu pasangan sering terdistraksi oleh gawainya daripada berinteraksi langsung dengan pasangan juga merupakan salah satu dampak negatif dari teknologi pada hubungan di zaman modern ini. Perilaku phubbing membuat pasangan merasa diabaikan dan mengurangi kontak mata di antara keduanya, yang mengarah pada penurunan kualitas dan kepuasan hubungan (Roberts & David, 2016; Wang et al., 2017; Boelen, 2014). Masalah otonomi pada pasangan juga hadir sebagai salah satu dampaknya. Dalam hal ini, beberapa individu merasa tertekan untuk berkomunikasi secara terus-menerus melalui gawai dengan pasangannya atau mungkin memiliki kontrol berlebihan terhadap aktivitas media sosial pasangan mereka, yang kemudian berdampak pada kepuasan hubungan yang lebih rendah (Hultgren, 2013; Elphinston & Noller, 2011).
Dalam menghadapi dampak teknologi pada hubungan, penting untuk menerapkan beberapa langkah strategis. Pertama, pasangan perlu meningkatkan kesadaran diri terkait kesejahteraan digital masing-masing dan memahami kesulitan yang ditimbulkan oleh teknolog. Berdasarkan kesadaran ini, mereka dapat membangun hubungan yang lebih sehat (Eke, Ihejirika, & Ochonogor, 2024). Kedua, membuat batasan yang jelas terkait aspek teknologi dalam hubungan pasangan dan mendiskusikannya dengan pasangan juga sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketidaksetiaan di platform online dan meningkatkan kepuasan hubungan (Norton & Baptist, 2014; Stafford & Canary, 1991). Selain itu, pasangan juga dianjurkan untuk mencapai keseimbangan antara komunikasi online dan tatap muka untuk meningkatkan kedekatan dan kepuasan hubungan dibandingkan hanya menggunakan satu bentuk komunikasi atau mengalami kesulitan beralih antara online dan offline (Sánchez, Muñoz-Fernández, & Ortega-Ruiz, 2017).
Oleh: Klarinthia Ratri, M.Psi., Psikolog – Keluarga Besar Ad Familia Indonesia
Sumber:
Boelen, M. (2014). Hello! I am Sitting Right in Front of You…”: The Influence of Phubbing Behaviour on Perceived Affiliation during Face-to-Face Conversations in Social Settings. https://doi.org/http://arno.uvt.nl/show.cgi?fid=135236.
Carpenter, C. J., & Spottswood, E. L. (2013). Exploring romantic relationships on social networking sites using the self-expansion model. Computers in Human Behavior, 29, 1531–1537. https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.01.021
Caughlin J. P., & Sharabi L. L. (2013). A communicative interdependence perspective of close relationships: The connections between mediated and unmediated interactions matter. Journal of Communication, 63, 873–893. https://doi.org/10.1111/jcom.12046
Cooper, A., McLoughlin, I. P., & Campbell, K. M. (2000). Sexuality in cyberspace: Update for the 21st century. CyberPsychology & Behavior, 3, 521–536.
Eke, C., Ihejirika, W. C., & Ochonogor, C. I. (2024). Digital Intimacy Interference among Couples and Ruined Marriages in Rivers State, Nigeria. Research Journal of Mass Communication and Information Technology, 10. 24 – 38. 10.56201/rjmcit.v10.no1.2024.pg24.38.
Elphinston, R. A., & Noller, P. (2011). Time to face it! Facebook intrusion and the implications for romantic jealousy and relationship satisfaction. Cyberpsychology, Behavior And Social Networking, 14(11), 631-635. doi:10.1089/cyber.2010.0318
Hultgren, K. A. (2013). Romantic relationships in the digital age: exploring technology’s impact on relationship initiation, maintenance, and dissolution (Undergraduate honors thesis). Retrieved from UA Campus Repository database.(UMI No. 10150/297651).
Kerkhof, P., Finkenauer, C., & Muusses, L. D. (2011). Relational consequences of compulsive internet use: A longitudinal study among newlyweds. Human Communication Research, 37, 147-173. http://dx.doi.org/10.1111/j.1468-2958.2010.01397.x
Morey J. N., Gentzler A. L., Creasy B., Oberhauser A. M., & Westerman D. (2013). Young adults’ use of communication technology within their romantic relationships and associations with attachment style. Computers in Human Behavior, 29, 1771–1778. https://doi.org/10.1016/j.chb. 2013.02.019
Norton, A. M., & Baptist, J. (2014). Couple boundaries for social networking in middle adulthood: Associations of trust and satisfaction. Cyberpsychology, 8(4), 23-36. doi:10.5817/CP2014- 4-2
Roberts J. A., David M. E. (2016). My life has become a major distraction from my cell phone: Partner phubbing and relationship satisfaction among romantic partners. Computers in Human Behavior, 54, 134–141. https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.07.058
Sánchez, V., Muñoz-Fernández, N., & Ortega-Ruiz, R. (2017). Romantic relationship quality in the digital age: A study with young adults. The Spanish Journal of Psychology, 20, E24.
Stafford, L., & Canary, D. J. (1991). Maintenance strategies and romantic relationship type, gender and relational characteristics. Journal of Social and Personal Relationships, 8, 217-242.http://dx.doi.org/10.1177/0265407591082004
Vogels, E. A. & Anderson, M. (2020). Dating and Relationships in the Digital Age. New York, NY: Pew Research Center. Diakses dari https://www.pewresearch.org/internet/2020/05/08/dating-and-relationships-in-the-digital-age/
Wang X., Xie X., Wang Y., Wang P., Lei L. (2017). Partner phubbing and depression among married Chinese adults: The roles of relationship satisfaction and relationship length. Personality and Individual Differences, 110, 12–17. https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.01.014